Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Penatua Jeffrey R. Holland menarasikan sebuah kisah tentang Musa
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya dan senantiasa taat kepada perintah-Nya. Mereka memiliki berbagai tugas dan fungsi yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan alam semesta. Malaikat juga memiliki sifat-sifat khusus yang membedakan mereka dari makhluk lain.
Sifat-sifat malaikat dapat dibagi menjadi dua, yaitu sifat-sifat umum dan sifat-sifat khusus. Sifat-sifat umum adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh semua malaikat, sedangkan sifat-sifat khusus adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh sebagian malaikat saja.
Sifat-sifat umum malaikat adalah sebagai berikut1:
Sifat-sifat khusus malaikat adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh sebagian malaikat saja, tergantung pada jenis dan tugas mereka. Beberapa contoh sifat-sifat khusus malaikat adalah sebagai berikut2:
Perilaku malaikat adalah perilaku yang mencerminkan kepatuhan, kesucian, kebaikan, dan kecintaan mereka kepada Allah. Perilaku malaikat juga dapat menjadi teladan bagi manusia untuk menghiasi diri mereka dengan akhlak mulia. Beberapa contoh perilaku malaikat adalah sebagai berikut3:
Source: (1) (DOC) MAKALAH IMAN KEPADA MALAIKAT.docx – Academia.edu. (2) (DOC) Mengenal Sifat Malaikat dan Tugasnya – Academia.edu. (3) (PDF) Iman Kepada Allah dan Malaikat – Academia.edu.
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 23 0 R] /MediaBox[ 0 0 516 728.6] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ<ÙrG’ïŠÐ?ô#Ú!4»ªút8Kê˜ÑŒåѬåØØ�ç¡)P ¤!`Ú¯ßʬ+ëj�ëÑ€�®¬¬¼�êBŸ]웯ӗCñÓOg‡ÃôåæzU|>»|8îÿuöéûãõÙÇi½ÙM‡ÍÃîì×ãÕn½{x8\ïÏÏ‹Ë7¯‹ËO/_œ½cÅP|úúò+jù?Vôu5ð¶èÆâÓýËu±†�¿¼|ñyñ·rÙ.ŽûrÉêÅnº+Å¢øXŠnq ÷w«�¼�[ø>튋’±Åzº/—|1ïËañ çÞMïå¿ŠO{ù⤨14°¾«šÁÐðy±àÎÞñ€jÖ�UífüT×¢?ï䟦9_òF^\vç|'ÿÿ‡ÚZÉ¿µ�ÿÆsÆà�s!/SC¬9WeÆ9«ZGn—a‹ó–‚å¸ç¼§`¿”Ë~ñPe¡›º4Ï‚5,�£`¡àØèq’E× Çk–ì<Ñ‘ÂE(òn¬úÓüˆZ²Íóp€xô7BÊÓZRQW¬øôåó‚5}4µ)óçJ!·½›‹3é’à?t*I#ýLÚ-/DßW¬•k5Òäx±¿~ùâëd¨šÈ?ñ_ñöÃë¢8ûÑàÃë÷oŠÚsñ6¤“I)nN¯%óám¹ìÀØšÅ[pàŸKÆðõ |àŽ¾/y+™’W¿‚eâ×wÒ›5̧¬ÉpP]2o]]%|Po©Î¬´Ô„|(Y¯îý÷.,™/—"Öp’;üלù’†@PTŸ‘༕6k«º-Ú‘W¢¥ü¼".¥è4�)YCˆGjÕ0BþbùødBñ¦ØwªC8ûÃ…¾É9A—RèÛ¯ ÆíX�œÍ+XfÕlÎÊŠŸý<íÖÅb³Z¾S&'cqÅû¢•>2Œÿ ®ïÊVf�aqRüqn ‘BË;k<¬³t6ž3‰Ð™8¥µzè>ˉü^.‡Å$)Ý™©¿+¸µ‚�c9"ô�L�¡nü˜QWµŒK) éüR ¬«ØPô|¨úCÁýPì”·å½G¸`¼b’òAÆhC9�Ï©ÀÒ%ä)¤}÷âíO*¾íej;yO@8äBìóÃ;„!V´mçŒíýJÕ&‡ý$ÿ2YÃdBS/dó¦ÏR6SµV+ã�eôãu)=v�~û.'¼ü^ !/ÓT�2‰h²¥UÍ#Ø-²Žë>âå´‘¨…¸ÓÊz H¹s÷7%Š ¾p’$ôaX£T ;”®¸®5Λx@¡Eê¾Âô .õêÓ-bÛË…ÜÍ÷@‘®=÷8ÚÉÂV¬ nbF|‚¼‰#†ˆ”¶nl§ H+ÐØŒh�·½WÚQÂÊÎPÿÍ3ª×ÐÃx¯õ¦–Gw”) WRy%¯;3é^CÂðà7xyïŒtçîš9O2Þ+'¼#:²Œ\9é(AM;AÞ¤¡¦üÍ™ûUÌôÍ×<±ÖPj¹£Ïªœ°ŠíBIí;lqÚÆ)ØLžW3´ÎOådC·ÐšÛƒ³J²ÈʆqXöU‰™Ÿ‹A‹æNÓwbÓwcÊ‘ŽHµ1.�á.”žâƒ‚(GQò;hKÖš ê8“p À··X ¨‹ý•2{5‘Ø$1¼¯r¥_7@„ô0í<òvŽ(Šº aö›£õ«´¸Lé©÷WÍ•ÉÆDdúµ¡
[vc_row][vc_column][vc_custom_heading text=”Ali Asrun Lubis, M.Ag” font_container=”tag:h2|text_align:center|color:%233faa05″][vc_text_separator title=”Wakil Dekan Bidang Akademik FTIK” color=”vista_blue” style=”shadow” border_width=”9″][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/3″][vc_single_image image=”12085″ img_size=”500×600″ alignment=”center” style=”vc_box_shadow_3d”][/vc_column][vc_column width=”2/3″][vc_wp_text]Catatan Penulis:
[upside_sticky class=”sticky-note sticky-green”]Berbuat zalim terhadap orang lain begitu mudah dilakukan oleh sebahagian orang, perlu kita ketahui bahwa pelaku kezaliman yang paling berdosa adalah kezaliman yang dilakukan oleh para penguasa terhadap rakyatnya. Di tengah kesulitan dan himpitan hidup yang di alamai oleh rakyat para penguasa mengambil kebijakan yang merugikan dan memberatkan hidup rakyatnya. Lebih dari itu kezaliman orang tua terhadap anaknya, orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan agama anak.[/upside_sticky]
[/vc_wp_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_tta_tabs style=”modern” shape=”square” color=”green” spacing=”4″ gap=”1″ autoplay=”3″ active_section=”1″ pagination_style=”flat-square” pagination_color=”sandy-brown”][vc_tta_section title=”Halaman 1″ tab_id=”1543573635766-28f62ff5-0821″][vc_wp_text]
Pimpinan dalam sebuah lembaga yang kurang memperhatikan kepentingan para pegawai dan stafnya. Kelakuan-kelakuan tersebut merupakan bentuk kezaliman yang oleh Allah Swt memurkai para pelakunya. Allah Swt mengancam para pelaku kezaliman tersebut dengan firmannya : QS. Asysyura: 42
Artinya: sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang menzalimi manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka itu bakal merasakan azab yang amat pedih.
Para pelaku kezaliman seolah lupa bahwa Allah SWT selalu mengawasi perilaku mereka. Lalu mengapa Allah SWT seolah membiarkan kezaliman mereka ?. jawabnya adalah tidak lain karena Allah SWT menunda siksa atas mereka di hari akhirat kelak nanti sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT :QS.Ibrahim : 42
Artinya : janganlah engkau mengira bahwa lengah terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zalim, sesungguhnya Allah hanya menangguhkan sisksaan atas mereka hingga tibanya hari yang pada waktu itu mata-mata mereka terbelalak, saat itu mereka datang tergesa-gesa dengan mengangkat kepala mereka, sementara mata mereka tidak berkedip dan kalbu mereka kosong.
Saat ini para pelaku kezaliman mungkin masih bisa selamat dari azab Allah SWT dan merasa bebas melakukan berbagai kezaliman, namun mereka harus sadar bahwa di akhirat mereka baru akan merasakan siksaan yang amat mengerikan. Sebagaiman firman Allah SWT QS. Ash-shu’araa: 227
Artinya : kelak orang-orang zalim itu akan tahu kemana mereka akan dikembalikan.
Rasul SAW bersabda: ”siapa saja yang menipu kami bukanlah termasuk golongan kami” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad).
Rasul juga memberikan ancaman bagi orang-orang yang zalim dengan Sabdanya : “Kezaliman akan berubah menjadi kegelapan pada hari kiamat nanti (HR. Bukhari-Musli. Tirmidzi dan Ahmad).
[/vc_wp_text][/vc_tta_section][vc_tta_section title=”Halaman 2″ tab_id=”1543573635766-d19060a5-b125″][vc_wp_text]
Dalam hadits yang lain Rasul juga mengingatkan bahwa :
“setiap kalian adalah peminpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertangngungjawaban atas yang dia pimpin.
(HR. Bukhari-Musli. Abu daud, Tirmidzi dan Ahmad).
Bahkan Rasul menyampaikan ancaman berupa azab neraka bagi pemimpin mana saja yang melakukan kezaliman
”Pemimpin mana saja yang dimintai mengurus rakyat, sementara dia menipu rakyatnya maka kelak dia dimasukkan ke dalam neraka”
Pelaku kezaliman jelas tidak akan masuk surga, Rasul SAW bersabda : ”siapa saja yang telah Allah jadikan pemimpin, lalu dia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, maka surga Allah haram atas dirinya”.
Dalam sabda yang lain juga beliau mengatakan:
”Tidaklah sepuluh orang penguasa melainkan mereka akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan tangan mereka dibelenggu ke lehernya. Boleh jadi keadilan mereka (di dunia) membebaskan diri mereka. Dan boleh jadi pula kezaliman mereka (di Dunia) menjadikan mereka tetap dalam keadaan seperti itu.”
Tidak kalah mengerikannya lagi Rasulullah secara Khusus mendo’akan keburukan atas para penguasa yang zalim. Do’a Rasul SAW tersebut tentu saja pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT. Beliau bersabda :
“Ya Allah, siapa saja yang mengelola urusan apapun dari urusan ummat ini, lalu dia bersikap lembut kepada mereka, maka perlakukanlah dia dengan lembut. Tetapi jika dia bersikap membebani mereka, maka bebanilah dia.”
(HR. Muslim dan Ahmad).
[/vc_wp_text][/vc_tta_section][vc_tta_section title=”Halaman 3″ tab_id=”1543573649072-afb08758-6439″][vc_wp_text]
Beliau juga memberi ancaman:
“Siapa saja yang mengurusi satu urusan kaum Muslim, lalu dia tidak memenuhi kebutuhan hajat dan keperluan mereka, maka Allah pun tidak akan memenuhi kebutuhan, hajat dan keperluan dia di Akhirat kelak.”
(HR. Abu Daud, Al-Hakim dan Ath-Thabrani).
Dalam kitab Al-Kabair, Adz-Dzahabi juga menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
”ada dua golongan manusia dari kalangan ummatku yang tidak akan pernah mendapatkan syafaatku, yakni penguasa yang zalim yang menipu (rakyatnya) dan terlebih-lebih dalam agama.”.
“manusia yang akan mendapatkan azab yang paling keras pada hari kiamat adalah penguasa yang zalim.”
(Adz-Dzahabi, Al-Kabair, I/25).
Lalu bagaimanakah sikap yang harus kita amnbil sebagai ummat Islam ? jelas kita tidak boleh membiarkan para penguasa zalim seperti ini. Jika kita membiarkan mereka maka kitapun akan diancam Oleh Rasul SAW sebagaimana sabdanya :
“akan ada penguasa yang fasik dan zalim, siapa saja yang membiarkan kedustaan mereka dan membantu kezaliman mereka, dia bukanlah termasuk golonganku dan akupun bukan termasuk golongan dia.”
(HR. An-Nasa’i dan Ahmad).
[/vc_wp_text][/vc_tta_section][/vc_tta_tabs][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text][/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
TRIBUNPONTIANAK - Makhluk Allah SWT yang paling patuh dikenal sebagai Malaikat.
Malaikat sangat dekat kebaikan-kebaikan dan nilai terpuji.
Apakah arti Malaikat?
Menurut bahasa kata Malaikat berasal dari kata الملائكة merupakan kata jamak yang berasal dari kata mufrad malak الملك yang berarti kekuatan.
• Arti dan Perbedaan Jin, Iblis dan Setan, Mengenal Makhluk Gaib dalam Islam
Dalam mengemban misi dan tugasnya, para malaikat juga disebut dengan “arrusul” yang berarti para utusan Allah SWT.
Malaikat sebagai makhluk rohani yang bersifat ghaib.
Mereka diciptakan Allah dari Nur (cahaya).
Karena sifatnya ghaib, maka malaikat tidak dapat dilihat, didengar, atau diraba.
Mereka hidup di suatu alam yang berbeda dengan alam yang kita saksikan ini.
Tidak ada yang mengetahui tentang perihal keadaan mereka yang sesungguhnya, kecuali Allah SWT Malaikat disucikan Allah dari nafsu hayawaniyah, terhindar sama sekali dari keinginan-keinginan hawa nafsu, dan jauh dari segala perbuatan dosa.
Adapun inti beriman kepada malaikat ialah mempercayai keberadaannya sebagai makhluk ghaib ciptaan Allah SWT serta meyakini jenis-jenis tugas yang diamanahkan kepadanya.
Nama dan Tugas-Tugas Malaikat
Adapun tugas-tugas yang paling besar dilaksanakan oleh 10 malaikat, yaitu:
- Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.
Tampilkan Bahasa Isyarat Saja
Hanya Bisa Download Publikasi